“Bendol oh bendol....”, mungkin kata-kata itu yang paling pantas diucapkan setelah melihat pertandingan antara timnas Indonesia melawan timnas Myanmar yang baru saja berakhir sore tadi. Kalah dengan skor 2-1, bermain buruk, plus kartu merah untuk M. Roby menambah penderitaan timnas. Gw enggak ngerti dengan strategi pelatih Benny Dolo. Melawan tim sekelas Myanmar Benny Dolo seperti meremehkan kemampuan para pemain Myanmar. Formasi tim jauh berbeda dengan saat timnas melawan Bangladesh, pemain dengan jam terbang intenasional minim seperti Wijay, Musafri dan Usep Munandar menjadi starter. Koordinasi permainan sangat buruk, salah pengertian dan salah passing sering terjadi. Wajar jika Usep Munandar beberapa kali membuat kesalahan fatal. Benny Dolo juga bereksperimen dengan merubah posisi beberapa pemain. Arif Suyono menjadi gelandang serang dan Fandy Muhtar menjadi gelandang sayap.
Serangan timnas gampang dimentahkan pemain belakang Myanmar, ini dikarenakan koordinasi antar pemain yang buruk. Lini vital yaitu sektor gelandang tidak dapat mensupport kedua striker timnas Bambang P dan Musafri, hingga keduanya relative harus bekerja keras menciptakan peluang. Tidak ada peluang berarti bagi timnas, babak pertama pun berakhir 0-0. Gol timnas baru tercipta di babak kedua oleh tendangan jarak jauh Ismed Sofyan, dan bukan hasil kerjasama tim. Masuknya M. Roby menggantikan Usep Munandar tidak menyelesaikan masalah, justru ybs membuat pelanggaran fatal yang mengakibatkan wasit mengeluarkannya dari lapangan. Gol pertama Myanmar lahir akibat lengahnya pertahanan timnas, terbukti tidak ada tekanan pada striker Myanmar saat ybs mencetak gol. Sedangkan gol kedua Myanmar tercipta akibat bek timnas terlambat kembali ke posisinya karena asik membantu penyerangan.
Sebaiknya Benny Dolo lebih berhati-hati dalam bereksperimen, walaupun posisi tim aman/sudah pasti lolos ke semifinal. Gw rasa kemenangan atau pun hasil seri lebih baik bagi mental para pemain. Terlalu meremehkan lawan juga merupakan kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan pelatih sekaliber Benny Dolo. Viva timnas Indonesia!!!
Serangan timnas gampang dimentahkan pemain belakang Myanmar, ini dikarenakan koordinasi antar pemain yang buruk. Lini vital yaitu sektor gelandang tidak dapat mensupport kedua striker timnas Bambang P dan Musafri, hingga keduanya relative harus bekerja keras menciptakan peluang. Tidak ada peluang berarti bagi timnas, babak pertama pun berakhir 0-0. Gol timnas baru tercipta di babak kedua oleh tendangan jarak jauh Ismed Sofyan, dan bukan hasil kerjasama tim. Masuknya M. Roby menggantikan Usep Munandar tidak menyelesaikan masalah, justru ybs membuat pelanggaran fatal yang mengakibatkan wasit mengeluarkannya dari lapangan. Gol pertama Myanmar lahir akibat lengahnya pertahanan timnas, terbukti tidak ada tekanan pada striker Myanmar saat ybs mencetak gol. Sedangkan gol kedua Myanmar tercipta akibat bek timnas terlambat kembali ke posisinya karena asik membantu penyerangan.
Sebaiknya Benny Dolo lebih berhati-hati dalam bereksperimen, walaupun posisi tim aman/sudah pasti lolos ke semifinal. Gw rasa kemenangan atau pun hasil seri lebih baik bagi mental para pemain. Terlalu meremehkan lawan juga merupakan kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan pelatih sekaliber Benny Dolo. Viva timnas Indonesia!!!
Walaupun kalah di pertandingan ini, mudah2han di semifinal bisa menang. Jrit.. urang eleh tarohan gung.. :P
ReplyDeletehehehe parah, pdhal prediksi kang Ade timnas menang mudah yah? Kadang2 emg sok aneh timnas urang teh...labil.
ReplyDelete